![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4hV9uRtcZSiYChzeTz1fC2xUgA4ffsmJ1wwqKl5Fe2Xe03jYfSqiEL2z_MTqlsdJ9bQ29zilktC7dm537BW4RPSz4fe4y32vfHiXFsYkkYtLW9QP4mEnBb66ZJ6M4zshx4RUw-2xJIPM/s200/index.jpg)
Hemifacial Spasm terjadi akibat
penekanan atau iritasi dari saraf fasialis (saraf ke VII) oleh pembuluh darah
di sekitarnya. Penekanan pembuluh darah inilah yang menyebabkan saraf fasialis
tidak bekerja secara normal, yang menyebabkan kontraksi otot-otot wajah tidak
bisa dikendalikan.
Dokter Rocksy F. Situmeang, spesialis
saraf menjelaskan "Saraf fasialis merupakan salah satu dari 12 saraf di
otak yang bertugas menggerakkan otot-otot pada area wajah. Saraf ini yang bisa
membuat otot wajah bergerak, termasuk menggerakkan kelopak mata untuk membuka
dan menutup, mengerutkan dahi, menggembungkan pipi hingga tersenyum".
Menurut dr. Mohammad Sofyanto, Sp.BS
"HFS bisa terjadi karena pergesekan pembuluh darah dan saraf, selain itu
faktor penyebab HFS bisa juga terjadi karena kelainan anatomis alias bawaan
sejak lahir. Dalam beberapa kasus, pembuluh darah di batang otak yang lebarnya
2-4 mm mengalami kelebihan panjang sehingga bersenggolan dengan berbagai organ
penting lainnya. Faktor lainnya diakibatkan oleh mengecilnya volume otak akibat
pertambahan usia. Karena otak mengecil, maka posisi saraf berubah hingga
menyenggol pembuluh darah di sekitarnya".
Sedangkan menurut dr. Frandy Susatia,
Sp.S, penyebab HFS bisa terjadi karena penekanan "Misalnya ketika tidur
dengan posisi miring, tangan diletakkan di bawah wajah, jadinya tertekan. Nah
bangun pagi-bagi wajah terasa baal, karena tertekan tadi" .
GEJALA :
Otot pada salah satu bagian wajah tidak
sengaja kedutan/kejang, biasanya diawali dibagian sekitar kelopak mata,
kemudian menyebar menuju pipi dan mulut. Kedutan kemungkinan sementara pada
awalnya tetapi bisa jadi hampir berlanjut sehingga terlihat mata berkedip tanpa
bisa dikendalikan dan terkadang membuat mata tertutup karena seringnya
kontraksi otot-otot wajah. Gangguan tersebut pada hakekatnya tidak menyakitkan
tetapi bisa memalukan🙊
Dalam jangka waktu yang lama jika
penderita mengalami kelelahan, stress dan cemas maka intensitas kedutan akan
semakin dirasakan dan dapat menimbulkan rasa nyeri.
DIAGNOSA :
Selain dengan gejala klinis, Magnetic
resonance imaging (MRI) harus dilakukan untuk memeriksa tumor, kelainan
struktur lain, dan bukti pada multiple sclerosis. MRI bisa mengenali kelainan
simpul pada tekanan arteri melawan syaraf tersebut. Kadang sebagian kecil kasus
bisa disebabkan karena tumor otak.
PENGOBATAN :
·
Hemifacial Spasm
tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Sehingga perlu terapi lain secara
lebih invasif diantaranya dengan injeksi Botulinum Toxin (Botox). Terapi secara
suntik lokal ini akan mengurangi gejala secara temporer, sehingga biasanya
perlu penyuntikan secara berkala.
·
Terapi lainnya
menggunakan akupuntur sengatan listrik pada bagian wajah yang sakit, lengan dan
kaki. Terapi ini juga bersifat temporer selang beberapa waktu kejang kembali
dirasakan.
·
Obat-obatan yang
biasa diberikan dokter adalah obat antidepresan carbamazepine dan
benzodiazepine untuk membantu mengurangi gejala spasm bukan menyembuhkan.
·
Terapi penanganan
yang dianjurkan adalah dengan bedah mikro Microvascular Decompression (MVD).
MVD akan menyembuhkan secara total dan permanen kelainan ini. Dengan tehnik
bedah mikro akan terlihat jelas saraf fasialis, akar saraf fasialis di batang
otak dan pembuluh darah yang menekan atau menjepit.
Setelah itu operasi dimulai dengan
penyayatan kulit kepala selebar 5 cm kemudian mengebor batok kepala pasien,
persis di bagian belakang telinga hingga membentuk lubang selebar 1,2 cm. Bor
canggih itu otomatis berhenti ketika ujung matanya menyentuh permukaan otak
kecil pasien. Setelah otak kecil terlihat, dokter akan mengempeskannya dengan
coblosan kecil, sekitar 100 ml cairan yang melingkupi organ vital sebesar
kepalan tangan bayi tersebut disedot ke luar.
Setelah kempes, otak yang terbungkus
dalam selaput tipis disibakkan perlahan-lahan hingga saraf nomor tujuh terlihat
jelas. Proses pengerjaan dalam tahap ini harus diperbesar dengan mikroskop
karena areal kerja yang lebarnya cuma 8 mm dibutuhkannya ketelitian dokter yang
menangani, operasi ini dapat berlangsung 2-4 jam.
Setelah saraf dan pembuluh darah
dipisahkan, di antara keduanya disisipkan serabut Teflon lembut dan dilem agar
tidak berubah posisi. Serabut Teflon maupun lem tidak akan menimbulkan efek.
Bahan-bahan ini berstandard internasional. Kemudian otak yang semula kempes
dimasuki cairan hingga menggelembung kembali. Lubang bekas bor ditutup dengan
debu sisa tulang batok kepala.
Saraf nomor tujuh (fasialis) juga
berdekatan dengan saraf nomor delapan (Vestibulokoklearis) yang mengatur
pendengaran dan keseimbangan tubuh. Jika operasi sampai melukai saraf itu, bisa
dipastikan pasien akan mengalami gangguan pendengaran bahkan bisa tuli. Sekitar
5% dari jumlah pasien mengalami gangguan telinga berdengung setelah operasi.
Umumnya seminggu sudah normal kembali namun ada juga beberapa yang berdengung
permanen. Selain itu pasien akan kesulitan dalam menopang keseimbangan
tubuhnya, vertigo juga timbul dari akibat terganggunya syaraf ke delapan.
Keberhasilan operasi untuk Hemifacial
Spasm sangat tinggi (> 90%) dan ini juga tergantung dari beratnya gejala dan
lamanya menderita. Tindakan Microvascular Decompression merupakan salah satu
standar penanganan yang sering dilakukan untuk kasus Hemifacial Spasm dan angka
kekambuhan setelah operasi sangat kecil. Beberapa pasien akan mengalami
kejang/kedutan beberapa hari setelah menjalani operasi namun akan hilang dan
kondisi syaraf kembali normal seperti sebelumnya.
Dengan tehnik bedah mikro ditunjang
alat-alat yang canggih dan modern, kasus-kasus Hemifacial Spasm bisa ditangani
dengan baik dengan hasil yang memuaskan dan nyaman bagi penderitanya.
Biaya untuk melakukan operasi ini
berkisar 100 jt - 250 jt. Cukup mahal bukan? 🙈
#Dari #berbagai #sumber dan #pengalaman #pribadi 😊
Chek
this out 👉 proses operasi https://youtu.be/ohCNK4JsXh